Jumat, 05 September 2014

Kecintaan Hamba Allah Yang Sebenarnya



Kecintaan Hamba Allah Yang Sebenarnya

Artikel ini saya dapat dari applikasi android saya “Kisah Hikmah Islami”
Junaid bin Muhammad al Baghdadi, atau lebih dikenal sebagai Junaid al Baghdadi adalah seorang ulama sufi yang dianggap sebagai para penghulu kaum auliya di jamannya, yakni pada abad ke 2 hijriah atau abad 9 Masehi. Sejak masih kecil ia telah mendalami dan mempraktekkan kehidupan sufi di bawah bimbingan guru, yang juga pamannya sendiri, Sariy as Saqthi.
Suatu malam menjelang subuh, ketika tidur di rumah paman dan gurunya tersebut, Sariy as Saqthi membangunkannya dan berkata, “Wahai Judaid, bangunlah karena engkau akan memperoleh pelajaran sangat berharga malam ini..!
Kemudian Sariy as Saqthi menceritakan kalau ia bermimpi seolah-olah berhadapan dengan Allah, dan erkata kepadanya, “wahai Sariy, ketika aku menjadikan makhluk, maka mereka semua mengaku cinta kepada-Ku. Tetapi ketika Aku menciptakan dunia, maka larilah dari aku Sembilan puluh persen (90%) kepada dunia, tinggallah satu dari sepuluh (10%) saja yang tetap mengaku cinta kepada-Ku..!
Sariy melanjutkan ceritanya kepada Junaid, bahwa Allah menghadapkan Diri-Nya kepada hamba Allah yang mencintaiNya itu, yang tinggal sepuluh persennya. Kemudia Allah menciptakan surge, maka larilah mereka Sembilan puluh persen(90%) untuk mengejar kenikmatan surge, tinggal (10%) yang tetap berkhidmat dan mengaku tetap mencintai Allah, tidak tergiur surge dan kenikatannya.
Allah mengahadapkan DiriNya kepada hamba yang mencintai-Nya itu, yang tinggal sepuluh persen dari sisanya(seperseratus dari seluruh makhluk). Kemudian Allh menciptakan neraka, maka larilah Sembilan puluh persen (90%) untuk menghindari pedihnya siksa neraka, maka tinggal lah (10%) yang tetap berkhidmat dan mengaku tetap mencintai Allah. Tidak takut akan neraka dan kepedihan siksa di dalamnya tetapi hanya takut kepada Allah, yang dilandasi rasa cinta
Allah menghadapkan diri-Nya kepada hamba yang mencintai-Nya itum yang tinggal sepuluh persen dari sisanya (seper-seribu dari seluruh makhluk). Kemudia Allah menciptakan atau menurunkan bala atau musibah, maka larilah Sembilan dari (90%) untuk menghindar ata sibuk menghadapi musibah tersebut, tinggal satu dari sepuluh (10% atau seper-sepuluh ribu dari seluruh makhluk) yang tetap berkhidmat dan mengaku tetap mencintai Allah. Tidak mau disibukkan dengan bala tersebut, dan menerimanya dengan tawakal yang dilandasi rasa cinta kepada Allah
Kemudian Allah mengahadapkan diri-Nya pada mereka yang tetap mengaku mencinta Allah, yang tinggal sepersepuluh ribu dari seluruh makhluk, dan berfirman, “Wahai Hamba-hamba-Ku, kalian ini tidak tergiur dengan dunia, tidak terpikat dengan kenikmatan surga, tidak takut dengan siksaan neraka, dan tidak juga lari dari kepedihan bala musibah, apakah sebenarnya yang kalian inginkan??”
Tentu saja sebenarnya Allah telah mengetahui jawaban atau keinginan mereka, dan mereka itu memang hamba-hamba Allah yang ma’rifat (sangat mengenal) kepada-Nya (Allah). Maka mereka berkata, “Ya Allah, Engkau sangat mengetahui apa yang tersimpan pada hati kami..!!
Allah berfirman “ Kalau memang demikian, maka Aku akan menuangkan bala ujian kepada kalian, yang bukit yang sangat besar-pun tidak akan mampu menanggungnya, apakah kalian akan sabar??
Mereka memang hanya mencintai Allah itu berkata “Ya Allah, apabila memang Engkau yang menguji, maka terserah kepada Engkau Ya Allah…!!
Di akhir mimpi itu , Allah Berkata “Wahai Sariy, mereka itulah hamba-hamba-Ku yang sebenarnya!!!
Subhanallah walhamdulillah walaillah ha illallah Allah Hu Akbar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar