Wahai saudara-saudari ku para penuntut ilmu,
jika kita memikirkan keadaan para ulama generasi awal, niscaya kita akan merasa
takjub dan tercengang saat membaca kisah tentang ibadah mereka dan penjagaan
mereka terhadap amalan sunnah serta betapa hebatnya mereka dalam melaksanakan
kewajiban. Di antara mereka ada yang mendirikan sholat di awal malam, ada yang
di akhir malam, ada yang di pertengahan malam, dan ada pula yang mendirikan di
ujung-ujungnya (awal malam dan akhir malam). Masing-masing sesuai dengan kadar
kesungguhan dan kemampuannya.
Sikap tamak terhadap hal ini
–setelah pertolongan Allah- menjadi motivasi bagi mereka untuk mengerjakan
kebaikan dan meninggalkan kemungkaran, menekuni ketaatan serta menjadi sebab
tambahan keberkahan waktu-waktu mereka. Cuplikan peristiwa berikut,
menggambarkan bagaimana kegigihan mereka,
Bisyr bercerita, ‘… Hafsh bin
Ghiyats berprofesi sebagai seorang qodhi tanpa bermusyawarah kepada Abu Yusuf
(murid Abu Hanifah). Hal ini merupakan hal yang berat bagi Abu Yusuf. Maka Abu
Yusuf pun berkata kepadaku dan kepada Hasan Al-Lu’lu’i, ”Periksa keputusan
Hafsh.” Maka kamipun mengeceknya. Tatkala Abu Yusuf menelaah keputusan Hafsh,
dia pun berkata,”Keputusannya sama dengan pendapat Ibnu Abi Laila”, kemudian
dia berkata,”Telusurilah perjanjian dan catatan-catatannya.” Ketika Abu Yusuf
menyimak keputusan tersebut, dia berkata,”Hafsh dan orang yang semisal
dengannya perhatian dengan sholat malam.”’ (Siyar A’lamun Nubala’
313/6).
Wahai saudariku, ketahuilah -semoga
Allah menjagamu- sesungguhnya seorang penuntut ilmu itu senantiasa berbeda
dengan yang lain karena anugerah dari Allah Ta’ala dan kemuliaan-Nya.
Oleh karena itu wajiblah baginya untuk bersungguh-sungguh dalam menjaga
kemuliaan yang berkah ini. Dan hendaklah dia bersungguh-sungguh sesuai dengan
kemampuannya dalam bersegera mengerjakan kebaikan dari berbagai pintunya. Dan
berikutnya hendaknya dia bersungguh-sungguh dalam meninggalkan hal-hal yang
menurunkan muru’ah (harga diri) , terlebih lagi hal-hal yang munkar.
Sudah seharusnya seorang penuntut
ilmu itu berbeda dengan yang lain dalam hal akhlaq, kelebihan dalam beribadah,
baiknya perilaku dan semangat dengan berbagai macam ibadah. Semua itu dia
lakukan semata-mata karena mengharapkan ridha Allah Ta’ala, kemudian
ditujukan untuk menzakati ilmu dan agama yang telah diberikan oleh Allah
kepadanya. Sehingga diapun bisa menjadi teladan bagi orang yang melihatnya,
mendengar dakwahnya, serta orang-orang yang duduk bersamanya.
Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu
berkata:
“Sepatutnya seorang penghafal
Al-Qur’an itu dikenal dengan sholatnya di waktu malam ketika banyak manusia
yang terlelap tidur, dengan puasanya di siang hari ketika banyak manusia yang
berbuka, dengan sikap wara’nya ketika banyak manusia yang mencampuradukkan
antara yang halal dengan yang haram, dengan ketawadhu’annya ketika banyak
manusia yang menyombongkan diri, dengan kesedihannya karena takut kepada Allah
ketika banyak manusia yang gembira kelewat batas, dengan seringnya dia menangis
karena takut kepada dosa ketika banyak manusia yang tertawa meskipun berbuat
dosa, dan iapun dikenal dengan diamnya ketika banyak manusia yang asyik
bicara.”
Oleh karena itu, hendaknya seorang
penuntut ilmu itu mampu menjadi contoh saat bepergian maupun saat di dalam rumah,
menjadi teladan saat beribadah, dan dalam berbagai macam urusannya.
Selanjutnya, akan kami sampaikan
kepada kalian, wahai para penuntut ilmu, beberapa kelebihan dari sholat malam.
Semoga menjadi faktor pendorong bagiku dan bagimu, sehingga kitapun menjadi
orang yang rajin untuk mengerjakannya.
Keutamaan sholat malam
Begitu banyak riwayat dalam hadits
yang menjelaskan tentang keutamaan mengerjakan sholat malam. Akan tetapi dalam
pembahasan ini kami hanya bisa menyebutkan sebagian keutamaannya, yaitu sebagai
berikut:
- Sholat malam merupakan sholat yang paling utama setelah sholat fardlu. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ‘Nabi shallallahu ‘alaihi wasalam bersabda,
أفضل
الصلاة، بعد الصلاة المكتوبة، الصلاة في جوف الليل
”Sholat
yang paling utama setelah sholat wajib adalah sholat di tengah malam.”’(HR.
Muslim).
- Mengerjakan sholat malam merupakan sebab kemuliaan seorang mukmin. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ‘Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sebab mulianya seorang mukmin adalah dengan sholat malam…” (Diriwayatkan oleh Khutaib dalam Shahihul Jami’).
- Sholat malam adalah kebiasaan orang-orang salih.
- Mengerjakan sholat malam akan semakin mendekatkan diri kepada Allah.
- Sholat malam mencegah dari perbuatan dosa.
- Sholat malam adalah penghapus keburukan.
- Sholat malam mampu mengusir penyakit dari badan.
Keutamaan ini dikumpulkan dari hadits riwayat Bilal radhiyallahu ‘anhu, ‘Nabi shallallahu ‘alaihi wasallambersabda,
عَلَيْكُمْ
بِقِيَامِ اللَّيْلِ فَإِنَّهُ دَأَبُ الصَّالِحِينَ قَبْلَكُمْ، وَإِنَّ قِيَامَ
اللَّيْلِ قُرْبَةٌ إِلَى اللَّهِ، وَمَنْهَاةٌ عَنْ الإِثْمِ، وَتَكْفِيرٌ
لِلسَّيِّئَاتِ، وَمَطْرَدَةٌ لِلدَّاءِ عَنِ الجَسَدِ
“Hendaklah
kalian mengerjakan sholat malam, karena itu merupakan kebiasaan orang sholeh
sebelum kalian, mendekatkan diri kepada Allah, mencegah dari perbuatan dosa,
menghapus keburukan, dan mencegah penyakit dari badan.” (HR. Ahmad,
Tirmidzi, Hakim dalam Shahihul Jami’).
- Sholat malam adalah wasiat paling pertama yang
disampaikan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam kepada penduduk
Madinah saat beliau tiba di sana untuk yang pertama kali.
Dari ‘Abdillah bin Salam radhiyallahu ‘anhu, ‘Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam baru tida di kota Madinah, manusia pergi dengan cepat kepada beliau, dan dikatakan kepada mereka, ”Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah tiba 3x!”, Akupun pergi bersama mereka untuk melihat wajah Nabi. Tatkala aku mendapati wajah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, akupun mengetahui bahwa wajah beliau bukan wajah pendusta. Dan sesuatu yang pertama kali beliau sampaikan adalah,
يا أيها
الناس أفشوا السلام، وأطعموا الطعام وصلوا بالليل والناس نيام، تدخلوا الجنة بسلام
“Wahai
manusia, sebarkanlah salam, sukalah kalian memberi makan, dan sholatlah ketika
manusia tertidur, nisacaya kalian akan masuk surga dengan penuh keselamatan.”
Abu ‘Ais
berkata,”Ini adalah hadits shahih” (Sunan At-Tirmidzi, jilid 4 hal 652,
hadits no. 2490).
- Sholat malam yang dikerjakan tanpa diketahui manusia, maka hal ini merupakan faktor bertambahnya pahala. Dari Shuhaib radhiyallahu ‘anhu, ‘Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, ”Sholat sunnah seseorang di suatu tempat yang tidak terlihat dibandingkan dengan sholatnya yang dilihat banyak orang pahalanya 25 kali lipat.”’(Diriwayatkan oleh Abu Ya’la dalam Shahihul Jami’).
- Sholat malam biasanya dilakukan saat Allah Ta’ala turun ke langit dunia. Waktu itu adalah waktu yang sangat mulia. Allah Ta’ala berfirman,
مَنْ
يَدْعُونِي، فَأَسْتَجِيبَ لَهُ مَنْ يَسْأَلُنِي فَأُعْطِيَهُ، مَنْ
يَسْتَغْفِرُنِي فَأَغْفِرَ لَه
“Barangsiapa
yang berdoa, maka aku kabulkan, barangsiapa yang meminta maka akan Aku beri,
dan barangsiapa yang meminta ampun, maka aku ampuni.”
- Sholat malam merupakan sebab diangkatnya derajat, berdasarkan hadits dari Mu’adz radhiyallahu ‘anhu, ditanyakan tentang, “apa itu derajat?”, maka Nabi pun menjawab,
طَيِّبُ
الْكَلَامِ، وَبَذْلُ السَّلَامِ، وَإِطْعَامُ الطَّعَامِ، وَالصَّلَاةُ
بِاللَّيْلِ وَالنَّاسُ نِيَامٌ
“Perkataan
yang lembut, Gemar memberi makan, sholat di waktu malam ketika manusia tidur …
“ (HR. Imam Ahmad, Tirmidzi dan selainnya).
- Sholat malam adalah salah satu pintu kebaikan. Berdasarkan dalil bahwasannya Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Ketahuilah, akan aku tunjukkan kepadamu pintu-pintu kebaikan. Puasa adalah tameng, sedekah akan menghapuskan dosa sebagaimana air memadamkan api, dan sholat seseorang di waktu malam …” (HR. Tirmidzi dan selainnya).
Serta dalil-dalil lain yang
menunjukkan martabat dan keutamaan sholat malam.
Adapun manfaat yang akan diperoleh
oleh seseorang yang gemar melakukan sholat malam sangatlah banyak. Berdasarkan
penjelasan tentang keutamaan-keutamaan tadi, di antara buah dari mengerjakan
sholat malam yaitu:
- Terjaganya hafalan dan kelancaran dalam membaca Al-Qur’an saat sholat malam. Bacaan saat sholat malam menyebabkan lengketnya hafalan di benak orang yang mengerjakannya. Terlebih lagi jika dia telah menghafal satu ayat kemudian dia baca saat sholat malam.
- Membantu bangun untuk mengerjakan sholat shubuh.
- Mengikuti kebiasaan generasi awal umat ini.
Dan berbagai manfaat lainnya.
Setelah menyebutkan berbagai macam
keutamaan dan manfaat yang akan dapatkan oleh orang yang melakukan sholat
malam, akan kami sebutkan wahai saudariku penuntut ilmu, beberapa kiat yang
bisa membantu untuk mengerjakan sholat malam di antaranya:
- Berdoa. Ketika seorang hamba berdoa kepada Tuhannya, diapun mengikhlaskan diri dan bersungguh-sungguh dengan apa yang dia minta, maka ini adalah faktor yang menjadikan dikabulkannya doa.
- Mengerjakan amalan wajib secara rutin, sehingga seorang hamba bersungguh-sungguh untuk menunaikan sesuatu yang tidak membebaskannya dari hutang/ tanggungan kecuali dengannya.
- Menghindari begadang malam, kecuali jika dia memiliki kebutuhan untuk itu. Karena jika seseorang itu begadang hingga larut malam, biasanya akan membuat dia berat untuk mengerjakan sholat malam, bahkan menyebabkan dia merasa berat untuk mengerjakan sholat subuh.
- Bersemangat melakukan qailulah (istirahat siang) di pertengahan siang atau setelahnya. Dengan begitu maka badan akan beristirahat dan mengumpulkan kekuatan sehingga diapun akan bersemangat di tengah-tengah mengerjakan sholat malam. (Ibnul Atsir mengatakan bahwa qailulah adalah istirahat di pertengahan siang meskipun tidak tidur).
- Meninggalkan maksiat dan membentengi diri darinya.
Maksiat adalah jerat-jerat setan. Setan memasang jerat tersebut agar
seorang hamba terjatuh ke dalamnya sehingga mencegahnya untuk melakukan
kebaikan. Seseorang berkata kepada Hasan rahimahullah, “Kami merasa
lemah untuk mengerjakan sholat malam.”, maka Hasan pun
berkata,”Kesalahanmu telah mengendalikanmu.”
Bahkan jika seorang hamba merasa nikmat untuk mengerjakan keburukan, maka keburukan tersebut menjadi tabiat baginya. Adapun jika seorang hamba bersemangat dengan dirinya, waspada dari perangkap setan dan ketergelincirannya, dan Allah pun mengetahui hal tersebut, maka dia akan melihat tanda-tanda taufik dan kebenaran yang memudahkannya dan melapangkan dadanya, dengan seizin Allah Ta’ala.
- Memaksa diri untuk sholat dan menepis rasa berat dan
sikap menunda-nunda.
Karena sesungguhnya jiwa yang ditekan dan dibiasakan oleh pemiliknya untuk melakukan sesuatu, maka dia pun akan terbiasa dan mudah untuk mengerjakannya. Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Sesungguhnya ilmu itu dengan belajar, dan sikap bisa mengendalikan emosi dengan melatih diri untuk mengendalikannya, maka barangsiapa yang membiasakan dengan kebaikan, maka jiwanya pun akan menaatinya. Dan barangsiapa yang menjaga diri dari kejelekan maka dia akan terjaga dari kejelekan.” (Diriwayatkan Ad-Daruquthni dan Khutaib dala Shahihul Jami’).Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Barangsiapa yang melatih diri untuk menjaga kehormatan, maka Allah akan menjaga kehormatannya. Barangsiapa melatih diri untuk sabar, maka Allah akan membuatnya sabar. Dan barangsiapa yang merasa cukup dengan apa yang diberi, maka Allah akan jadikan dia merasa cukup.” (HR. Bukhari 309/ 11, al-Fath).
Hadits-hadits
dan selainnya yang telah disebutkan menjelaskan bahwa barangsiapa yang
bersungguh-sungguh dengan jiwanya dan membiasakannya untuk melakukan sesuatu,
dan ia pun bersabar dan tetap mengerjakannya, maka dia pun akan merasa mudah
untuk melakukannya hingga sesuatu itu menjadi tabiat yang menyertainya.
Betapa
indah perkataan Sulaiman At-Taimi mengenai hal ini:
“Sesungguhnya
jika mata terbiasa dengan banyak tidur, niscaya akan terbiasa untuk tidur. Dan
jika mata dibiasakan terjaga untuk membaca, niscaya akan terbiasa untuk
membaca.” (Mukhatshor Qiyamul Lail Lilmarwazi hal 55).
Sebagaimana
perkataan seorang penyair:
Jiwa
itu seperti bayi, jika ia terbiasa menetek, ketika sudah besar maka dia pun
akan menetek
Namun
jika dia disapih, diapun akan tersapih.
Yang lebih
menakjubkan lagi adalah apa yang diriwayatkan oleh Al-A’masy rahimahullahu
ta’ala tentang hal ini –yang menunjukkan sikap wara’nya- sebagaimana yang
disebutkan oleh Adz-Dzahabi dalam Siyar A’lamun Nubala’, Dia mengatakan,
(Al-A’masy berkata, “Telah sampai kepadaku bahwasannya jika seseorang tidur
hingga Subuh (yaitu: tidak sholat ), maka setan telah jongkok di kepalanya dan
kencing di telinganya. Dan aku berpandangan bahwasannya setan telah berak di
tenggorokanku semalam!” Hal demikian karena beliau (Al-A’masy) batuk-batuk.
Abu Kholid
berkata: al-A’masy menyebutkan hadits, “Itulah seseorang yang telinganya
dikencingi setan.” Al-A’masy berkata, “Aku berpandangan bahwa mataku sakit
seperti ini (mata beliau senantiasa basah seperti orang belekan) melainkan
karena banyaknya air kencing setan di telingku.” Namun aku (Abu Kholid)
berpandangan bahwa Al-A’masy tidaklah melakukan hal itu.’ Aku (Adz-Dzahabi)
berkata, “Al-A’masy adalah orang yang senantiasa bangun malam dan beribadah”. (Siyar
A’lamun Nubala’ 231-232/ 6).
- Dan di antara hal-hal yang bisa membantu untuk bangun malam adalah melakukan sebab-sebab yang memungkinkan bagi seorang penuntut ilmu dan yang lainnya untuk bisa bangun mengerjakan sholat malam, di antaranya:
- Memasang jam beker sesuai dengan waktu yang dia inginkan untuk bangun.
- Ditelpon dengan telpon yang sudah terprogram untuk membangunkan sholat malam.
- Berpesan kepada salah seorang kenalan untuk menelepon, terkhusus lagi mereka yang biasa mengumandangkan adzan yang pertama.
Dan masih banyak kiat-kiat lain yang
bisa diupayakan untuk bisa membantu bangun sholat malam.
Selanjutnya kami tutup pembicaraan
tentang hal ini dengan apa yang disebutkan oleh Imam Ibnu Muflih, yang menukil
perkataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah –rahimahullahu ‘alaihuma-:
“Ada seorang tamu yang menginap di
rumah Imam Ahmad, dan beliaupun menyediakan air untuknya. Tamu itupun berkata,
“Aku tidak mengerjakan sholat malam, sehingga aku tidak menggunakan air
tersebut.”, Ketika pagi tiba, Imam ahmad bertanya kepadaku, “Kenapa engkau
tidak menggunakan airnya?”, Maka akupun merasa malu untuk menjawab sehingga aku
terdiam. Imam Ahmad berkata, “ Subhanallah! Subhanallah! Belum pernah aku
ketahui seorang pencari hadits yang tidak bangun untuk sholat malam.”
Kisah ini juga terjadi pada seorang
tamu yang lain. Maka tamu itupun mengatakan, “Saya ini musafir.” Imam Ahmad
menukas, “Meskipun engkau seorang musafir, Masyruq pernah berhaji dan tidaklah
dia tidur kecuali dalam keadaan bersujud (karena kelelahan saat sholat malam).”
Syaikh Taqiyyudin berkata,”Hal ini menunjukkan bahwa merupakan perkara yang
dibenci apabila seorang penuntut ilmu meninggalkan sholat malam meskipun dia
sedang bersafar.” (Al-Adab Asy-Syar’iyyah Ibnu Muflih 169/2).
Oleh karena itu, bersemangatlah
wahai para penuntut ilmu -yang semoga Allah menjagamu- untuk menghidupkan
keutamaan yang agung lagi berpahala ini. Dan jadikanlah semangatmu senantiasa
tinggi dalam mengerjakan berbagai macam kebaikan selama engkau mampu untuk
melakukannya.
Salat
Khusyuk dengan Ilmu Tauhid
Jakarta - Kita tahu bahwa salat itu
wajib. Tapi harus kita akui bahwa salat khusyuk itu tidak mudah. Bahkan ada
yang untuk khusyuk saja tidak terpikirkan, yang penting salat. Padahal Allah
SWT memerintahkan kita salat pasti untuk kebahagiaan dan keselamatan kita.
Salat begitu penting sehingga disebut juga sebagai tiang agama. Artinya, jika salatnya rubuh, agamanya pasti rubuh. Salatnya tegak, maka agamanya tegak. Mengapa kita rajin shalat, tapi pengaruhnya kurang. Pasti ada yang harus kita perbaiki. Mengapa salat kita kurang khusyuk, mungkin nasehat Lukman kepada anaknya ini yang bisa kita renungkan sebagai salah satu kuncinya.
QS Lukman 13 & 17: "Dan ingatlah ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, “Wahai anakku! Janganlah engkau menyekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar."
"Wahai anakku! Laksanakanlah salat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf, dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perbuatan yang penting."
Nasehat perintah salat itu sesudah nasehat tauhid. Ketika orang sudah tahu kepada siapa ia salat, bagaimana hebatnya yang disembah; dahsyatnya kekuasaan yang disembah, maka bisa langsung berefek kepada kekhusyukan. Coba saja apabila kita akan menghadap seseorang. Misalkan ketika kita akan bertemu dengan seseorang yang hebat kekuasaannya, bisa melindungi, memberi dan mencukupi, pasti berbeda perlakuannya dibanding kita bertemu dengan orang yang biasa saja.
Maka salat khusyuk itu berkaitan dengan tauhid. Makin kenal kepada Allah SWT, makin yakin Allah SWT Maha Melihat; Allah Maha Mengetahui; Maha Tahu isi hati; Allah Maha Kuasa Menolong Melindungi; hanya Allah satu-satunya yang memberi; yang mencukupi; yang membela, maka dengan itu shalat akan lebih baik. Jadi bila ada yang bertanya mengapa salat kita belum khusyuk, karena boleh jadi penyebab utamanya kepada Allah kita belum begitu kenal.
Dalam QS Al Baqarah: 45, “Dan mohon pertolonganlah kepada Allah dengan sabar dan shalat. Dan shalat itu sungguh berat, kecuali bagi orang-rang yang khusyuk.”
Jadi, orang-orang yang khusyuk itu adalah orang-orang yang yakin kepada Allah. Bila ingin lebih khusyuk, juga mesti belajar ilmu Allah.
Salat begitu penting sehingga disebut juga sebagai tiang agama. Artinya, jika salatnya rubuh, agamanya pasti rubuh. Salatnya tegak, maka agamanya tegak. Mengapa kita rajin shalat, tapi pengaruhnya kurang. Pasti ada yang harus kita perbaiki. Mengapa salat kita kurang khusyuk, mungkin nasehat Lukman kepada anaknya ini yang bisa kita renungkan sebagai salah satu kuncinya.
QS Lukman 13 & 17: "Dan ingatlah ketika Lukman berkata kepada anaknya, ketika dia memberi pelajaran kepadanya, “Wahai anakku! Janganlah engkau menyekutukan Allah, sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar."
"Wahai anakku! Laksanakanlah salat dan suruhlah (manusia) berbuat yang makruf, dan cegahlah (mereka) dari yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpamu, sesungguhnya yang demikian itu termasuk perbuatan yang penting."
Nasehat perintah salat itu sesudah nasehat tauhid. Ketika orang sudah tahu kepada siapa ia salat, bagaimana hebatnya yang disembah; dahsyatnya kekuasaan yang disembah, maka bisa langsung berefek kepada kekhusyukan. Coba saja apabila kita akan menghadap seseorang. Misalkan ketika kita akan bertemu dengan seseorang yang hebat kekuasaannya, bisa melindungi, memberi dan mencukupi, pasti berbeda perlakuannya dibanding kita bertemu dengan orang yang biasa saja.
Maka salat khusyuk itu berkaitan dengan tauhid. Makin kenal kepada Allah SWT, makin yakin Allah SWT Maha Melihat; Allah Maha Mengetahui; Maha Tahu isi hati; Allah Maha Kuasa Menolong Melindungi; hanya Allah satu-satunya yang memberi; yang mencukupi; yang membela, maka dengan itu shalat akan lebih baik. Jadi bila ada yang bertanya mengapa salat kita belum khusyuk, karena boleh jadi penyebab utamanya kepada Allah kita belum begitu kenal.
Dalam QS Al Baqarah: 45, “Dan mohon pertolonganlah kepada Allah dengan sabar dan shalat. Dan shalat itu sungguh berat, kecuali bagi orang-rang yang khusyuk.”
Jadi, orang-orang yang khusyuk itu adalah orang-orang yang yakin kepada Allah. Bila ingin lebih khusyuk, juga mesti belajar ilmu Allah.
Kadang saat shalat anda pasti tidak khusyu atau fokus.
Inilah salah satu masalah yang sedang anda alami. Mengapa Anda bisa tidak
khusyu dalam melaksanakan shalat? Karena pikiran yang selalu terlintas saat
shalat tentang berbagai hal duniawi selalu mengganggu anda.
8 Cara Agar Shalat Tetap Khusyu
Kalau shalat yang anda lakukan tidak khusyu, apakah shalat
anda diterima? Tentu tidak, maka dari itu shalatlah yang khusyu. Berikut ada
beberapa tips yang bisa Anda lakukan agar shalat Anda khusyu:
- Fokuslah pada bacaan yang sedang anda baca.
- Jika ada pikiran yang terlintas segeralah menolak.
- Sebelum shalat bacalah tips ini.
- Saat shalat menjadi makmum, ikutilah imam shalat dengan ucapkanlah kalimat takbir dan tahmid secara lirih.
- Saat tasyahud lihatlah jari telunjuk Anda.
- Hayatilah makna bacaan shalat.
- Niat dulu sebelum shalat.
- Anggaplah Allah sedang berada di depan anda. Malaikat izrail (kematian) ada dibelakang anda. Dan di sebelah kanan anda terdapat surga serta disebelah kiri anda terdapat neraka.
Dengan demikian shalat yang anda
lakukan bisa tetap khusyu. Selamat mencoba tips ini. Semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar