Selasa, 08 Juli 2014

Jangan Bersedih, Dunia ini Terlalu Hina Untuk Ditangisi



Jangan Bersedih, Dunia ini Terlalu Hina Untuk Ditangisi




Jangan bersedih hati, karena kesedihan menyebabkan kita menyesali masa lalu, memiliki pandangan buruk akan masa depan dan menyia-nyiakan masa sekarang kita. Jangan bersedih hati, karena ia menyebabkan hati menjadi beku, wajah menjadi muram, semangat menjadi lemah dan harapan pun menjadi musnah.
Jangan bersedih hati, karena kesedihan akan membuat senang musuh kita, membuat marah teman kita dan membuat orang yang iri bersukaria. Jangan bersedih hati, karena dengan bersedih hati kita telah menentang keputusan Allah SWT dan menunjukkan kejengkelan atas apa yang telah dituliskan oleh-Nya bagi kita.
Jangan bersedih hati, karena duka cita tidak bisa membawa kembali sesuatu yang telah terjadi, ia tidak bisa mengubah atau memberikan manfaat apapun. Jangan bersedih, karena kesedihan sering berasal dari setan dan merupakan sebuah bentuk keputusasaan.
Firman Allah:
“Bukankah Kami telah melapangkan untukmu dadamu..? dan Kami telah menghilagkan daripadamu bebanmu yang telah memberatkan punggungmu..? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama) mu. Karena sesungguhnya sesudah kesulitan ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) kerjakanlah dengan sungguh-sungguh pekerjaan yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap ” ( QS.Al-Insyirah 94:1-8 )
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman…” ( QS.Ali Imran: 139 )
Jangan Bersedih atas Perilaku Manusia Terhadapmu Tetapi Perhatikanlah Perilaku Mereka Terhadap Allah. Jangan Bersedih. Allah Tidak Akan Mensia-siakan Pengorbananmu dan setiap perkara yang baik maupun buruk ada hikmahnya.

Sudah menjadi sunnatullah bahwa setiap orang pasti akan diuji, baik itu ujian berupa penyakit, kesedihan, penderitaan, kemiskinan dan kekurangan harta benda atau yang selainnya, semua ujian itu dimaksudkan untuk terbedakannya antara siapa yang bersabar dan siapa yang tidak mampu dalam bersabar, yang bersabar di atas ujian itu maka dia akan mendapatkan jaminan berupa kebahagiaan hakiki dan abadi yaitu dengan dimasukannya ke dalam jannah (surga), Allah Ta’ala berkata:
﴿أَمْ حَسِبْتُمْ أَنْ تَدْخُلُوا الْجَنَّةَ وَلَمَّا يَعْلَمِ اللهُ الَّذِينَ جَاهَدُوا مِنْكُمْ وَيَعْلَمَ الصَّابِرِينَ﴾ [آل عمران: 142].
“Apakah kalian mengira bahwa kalian akan masuk jannah, padahal belum dinyatakan Allah orang-orang yang berjihad diantara kalian dan belum dinyatakan pula orang-orang yang sabar”. (Ali Imron: 142).
Allah Ta’ala tidak akan membiarkan seorangpun di muka bumi ini yang mengaku-ngaku sebagai pemeluk agama islam melainkan Allah Ta’ala akan mengujinya, Allah Ta’ala berkata:
﴿الم (1) أَحَسِبَ النَّاسُ أَنْ يُتْرَكُوا أَنْ يَقُولُوا آَمَنَّا وَهُمْ لَا يُفْتَنُونَ (2) وَلَقَدْ فَتَنَّا الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ فَلَيَعْلَمَنَّ اللَّهُ الَّذِينَ صَدَقُوا وَلَيَعْلَمَنَّ الْكَاذِبِينَ (3)﴾ [العنكبوت: 1-4].

“Alif laam miim, apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang yang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia mengetahui orang-orang yang dusta”. (Al-Ankabut: 1-3).
Kalau seseorang sudah mengaku dan mengklaim dirinya sebagai seorang yang beragama Islam dan dia telah beriman maka Allah Ta’ala memberikan kepadanya suatu ujian untuk membuktikan pengakuannya tersebut, apakah dia benar-benar sebagai seorang muslim yang telah beriman ataukah dia hanya mengaku-ngaku? Allah Ta’ala berkata:
﴿قُلْ إِنْ كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ﴾ [آل عمران: 31].
“Katakanlah: “Jika kalian (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosa kalian”. Dan Allah adalah Al-Ghafur (Maha Pengampun) lagi Al-Rahim (Maha Penyayang)”. (Ali Imran: 31).
Bila seseorang benar-benar mengikuti perkataan Allah Ta’ala tersebut dan merealisasikannya dalam kesehariannya yaitu dengan mengikuti apa saja yang telah dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berupa mengamalkan ajaran-ajaran yang dibawanya maka konsekuwensinya dia harus bersiap-siap untuk mendapatkan ujian (cobaan) dari Allah ‘Azza wa Jalla, adapun bagi orang-orang yag lari dari perintah dalam ayat tersebut dan tidak mau mengikuti ajaran-ajaran yang dibawa oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam maka dia akan mendapatkan bala’ (bencana dan petaka) di dunia dan di akhiratnya, Allah Ta’ala berkata:
﴿وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى (124) قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَى وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا (125) قَالَ كَذَلِكَ أَتَتْكَ آَيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا وَكَذَلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَى (126) وَكَذَلِكَ نَجْزِي مَنْ أَسْرَفَ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِآَيَاتِ رَبِّهِ وَلَعَذَابُ الْآَخِرَةِ أَشَدُّ وَأَبْقَى (127)﴾ [طه: 124-128] .
“Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta”. Dia berkata: “Ya Robbku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?” Allah berkata: “Demikianlah, telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, lalu kamu melupakannya, dan begitu (pula) pada hari ini kamupun dilupakan. Dan demikianlah Kami membalas orang yang melampaui batas dan tidak percaya kepada ayat-ayat Robbnya. Dan sesungguhnya azab di akhirat itu lebih berat dan lebih kekal. Maka tidakkah menjadi petunjuk bagi mereka (kaum musyrikin) berapa banyaknya Kami membinasakan umat-umat sebelum mereka, padahal mereka berjalan (dibekas-bekas) tempat tinggal umat-umat itu? Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal”. (Thahaa: 124-128).
Tulisan ini adalah merupakan salah dari tulisan-tulisan kami yang berkaitan dengan nasehat untuk siapa saja yang menginginkan kebaikan dan keselamatan di dunia dan di akhirat yang kami beri judul “JANGAN BERSEDIH JADIKANLAH PENDERITAAN SEBAGAI PEMBERSIH”, kami memohon kepada Allah Ta’ala semoga dengan sebab tulisan yang sederhana ini banyak orang mendapatkan hidayah, dan semoga dengan sebab tulisan ini banyak orang sadar dan mengetahui maksud dan tujuannya hidup di muka bumi ini, begitu pula kami memohon kepada-Nya semoga amalan kami ini bermanfaat untuk kami, kedua orang tua kami, saudara-saudari kami serta siapa saja yang mencintai kami karena Allah Ta’ala.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar