Selasa, 29 Juli 2014

MUHAMMAD AL-FATIH



MUHAMMAD AL-FATIH – PENAKLUK KONSTANTINOPEL
 
 

Courtesy : Khazanah Trans 7 sabtu 20 juli 2013


MUHAMMAD AL-FATIH – PENAKLUK KONSTANTINOPEL

Muhammad al-Fatih dilahirkan pada 27 Rajab 835 H/30 Maret 1432 M di Kota Erdine, ibu kota Daulah Utsmaniyah saat itu. Ia adalah putra dari Sultan Murad II yang merupakan raja keenam Daulah Utsmaniyah.

kota konstatinopel yang di bangun pada tahun 330M pada masa kaisar bizantinopel menjadi ibukota romawi timur dan merupakan kota paling kuat pada masanya ini lah kota yang dijanjikan oleh Rasullullah SAW kelak akan ditaklukan kaum muslimin. Itu sebabnya sejak khalifah umayah di damaskus hingga ratusan tahun kemudian upaya penaklukan terus dilakukan, namun tidak ada yang berhasil, hanya seorang pemuda belia yang mampu menaklukan ibukota Kristen timur dia adalah Muhammad II yang mendapat gelar fatih atau seoarang penakluk. Muhammad al-fatih adalah sultan ustmani atau dinasti otomen generasi ke-7 kekhalifahan terakhir yang memimpin kaum muslim yang berpusat di turki. Semua berawal dari janji Rasullah kepada umatnya: kota yang menjadi pusat Kristen timur kelak akan ditaklukkan kaum muslimin, namun Rasullullah tidak menjelaskan secara rinci, kapan dan siapa yang akan menaklukan kota konstantinopel. Janji Rasulullah S.A.W yang terus menjadi motivasi khalifahan ustmani untuk terus berupaya mewujudkan janji itu.
Abu Qubail menuturkan dari Abdullah bin Amr bin Ash, “Suatu ketika kami sedang menulis di sisi Rasulullah SAW, tiba-tiba beliau ditanya, “Mana yang terkalahkan lebih dahulu, Konstantinopel atau Romawi?” Beliau menjawab, “Kota Heraklius-lah yang akan terkalahkan lebih dulu.” Maksudnya adalah Konstantinopel.” [H.R. Ahmad, Ad-Darimi, Al-Hakim]

Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335]


Janji Rasulullah S.A.W inilah yang membuat sultan Murad II mempersiapkan dengan cermat untuk menaklukkan kota konstatinopel, berbagai penyerangan di lakukan ke kota konstatinopel. Kegagalan demi kegagalan tak membuat dirinya putus asa, bahkan sultan Murad II mempersiapkan generasi berikutnya untuk melaksanakan cita-citanya menaklukkan kota Konstatinopel.
Putranya Muhammad Sani(Muhammad Al-fatih)  yang masih kecil sulit untuk diandalkan, Muhammad Sani sudah terlanjur hidup mewah dilingkungan istana sehinga menjadi anak yang manja, iya selalu berlindung di bawah kebesaran sang ayah sehingga menyulitkan para ulama yang didatangkan ke istana untuk mendidiknya. Hingga akhirnya kelembutan dan ketegasan 2 ulama besar berhasil menundukkan Muhammad kecil Akhsamsudin  dan Muhammad Bin Ismail Al-Qurani, ditangan akhsamsudin sanga guru Alfatih belajar banyak hal iya berhasil menghapal Al-Qur’an dan menguasai ilmu lainnya, diusianya yang ke 14 tahun Muhammad Al-fatih menjadi pemuda yang cerdas dan taat beragama. Hingga akhirnya sang ayah menyerahkan sepenuhnya ke khalifahan turki ustmani ketangan Muhammad Al-fatih.

Di usia nya yang baru 22 tahun menjadi sultan kekhalifahan turki ustmani. Al-fatih membangun kesultanan serta tekun mematangkan persiapan untuk menaklukan benteng konstatinopel, dikepalanya sudah tergambar jelas apa yang ingin dilakukannya. 2 tahun masa kepemimpinannya pada usia 24 tahun Al-fatih berhasil membangun 200ribu pasukan termasuk pasukan khusus yang terlatih, seluruh keahlian pasukan ditunjang dengan kerohanian yang matang, dia juga membangun persenjataan yang kuat salah satunya meriam terbesar dengan berat 100 ton, semua itu diperkuat dengan 400 kapal perang hal inilah yang membuat gentar kekaisaran bizantium di konstantinopel. Berbagai upaya di lakukan untuk menghentikan langkah Al-fatih salah satu nya dengan menyeuap yang intinya agar Al-fatih tidak melakukan penyerangan kepada kami- “mari kita belajar dari sini, kalau Muhammad Al-fatih menerima suap itu maka tidak akan pernah dalam sejarah disebut bahwa Muhammad Al-fatih adalah sang penakluk Kota Konstantinopel. Mana yang lebih mulia apakah menerima suap dalam sesaat dalam jumlah yang besar atau kemudian dia menjadi orang yang besar yang disebut sepanjang sejarah manusia sebagai penakuluk Konstantinopel
Sebagaimana di sebutkan oleh baginda Rasulullah S.A.W  : maka suap hanya akan menghilangkan keabadian nama baik, (jangan pernah lakukan itu jangan pernah terima itu) itu mengapa Rasulullah S.A.W menyatakan siapapun yang melakukannya baik penyuap ataupun penerimanya maka semuanya ada dineraka

Tak ada jalan lain untuk menghentikan langkah Muhammad Al-fatih. Konstantinopel terpaksa meminta bantuan ke roma dengan konsekuensi bizantium mengikuti aliran roma.

Muhammad Al-fatih meminta kepada kerajaan bizantium untuk menyerah .Setelah permintaan Muhammad Al-fatih kepada kaisar bizantium untuk menyerah tanpa pertumpahan darah gagal, maka saatnya pun tiba pada tanggal 6 April 1453 Muhammad Al-fatih memulai serangan umum kekota Konstantinopel dari darat dan laut, dibawah komando langsung dari Muhammad Al-fatih yang didampingi gurunya.  Panah-panah dan ketapel api melesat menghujani benteng Konstantinopel dan meriam raksasa terus dilepaskan untuk menjebol dinding benteng kota Konstantinopel, sementara dari arah laut kapal-kapal muslimin yang mencoba menyerang dapat perlawanan dasyat dari pasukan bantuan dari eropa, kapal-kapal muslimin yang mencoba selat golden horn (tanduk emas) gagal lantaran terhalang besi-besi  baja yang melintang menutupi selat, berminggu-minggu pasukan menggempur benteng dengan berbagai cara, upaya untuk menembus melalui jalur bawah tanah pun dilakukan namun tak mudah menembus benteng Konstantinopel yang begitu kuat.

Dalam kondisi inilah Muhammad Al-fatih mulai meng-evaluasi langkahnya, Muhammad Al-fatih akhirnya menemukan cara yang dianggap bodoh oleh sebagian bawahannya yaitu memindahkan kapal – kapal perang yang berada diselat ditarik kedarat untuk menghindari rantai penghalang, dalam waktu semalam 70 kapal sudah pindah ke perairan tanduk emas melalui jalur darat dan perbukitan yang terjal, inilah satu-satunya titik terlemah dari pertahanan Konstantinopel. Inilah taktik perang terbaik yang kemudian mendapat pujian dunia. Muhammad Al-fatih harus menyelesaikan serangannya dengan kemenangan, maka pada hari senin 28 Mei 1453 iya dan pasukannya melakukan puasa sunnah dan shalat berjamaah mendekatkan diri kepada ALLAH S.W.T

Muhammad Al-fatih menemui gurunya yang berada ditenda, dan dilihatnya gurunya sedang dalam keadaan sujud yang sangat lama inilah sujud guru yang mendoakan murid-muridnya, mana hari ini guru-guru yang dalam kesendiriannya mendoakan murid-muridnnya kekhusyukan sang guru sangat berpengaruh bagi kebesaran murid-muridnnya , keikhlasan hati yang diberikan sang guru akan sangat berperan besar kepada keberhasilan anak muridnya.

Pada hari selasa pagi 29 Mei 1453 dengan segala kekuatan batin dan fisik serangan penentuan dilakukan, Teriakan TAKBIR dan Teriakan ulama yang mengglorakan semangat jihad menjadi penentu nasib kota Konstantinopel, hingga akhirnya kota Konstantinopel tak sanggup melawan gelombang serangan pasukan Muhammad Al-fatih. Kota Konstantinopel jatuh ketangan kaum Muslimin (Subhannallah). Sang penakluk (Muhammad Al-fatih) memasuki kota dan menuju jantung kekuatan konstantinopel.  Iya bertemu para petinggi kerajaan bizantium yang menyerah dan menyuruh mereka untuk berdiri (saat mereka tunduk dan menyerah) dan menyuruh mereka menguburkan mayat raja dan korban sesuai dengan ajaran mereka (agama Bizantium). Disini lah sang penakluk (Muhammad Al-fatih) menunjukkan kesolehannya sebagai seorang muslim sejati (gurunya tersenyum) (Subhanallah). Bayang-bayang buruk nasib rakyat konstantinopel paska ditaklukkan oleh Muhammad Al-fatih mereka sirna dengan kedamaian yang dibawah Muhammad Al-fatih. Iya memberikan kebebasan dan toleransi pada siapapun yang ingin tinggal dikota ini tanpa menyakiti mereka “jangan khawatir mulai sekarang hidup,harta,dan nasib kalian menjadi bagian dari kami” “kalian bebas untuk hidup sesuai dengan keimanan kalian

Ayasovia (jantung kota Konstantinopel) menjadi Masjid dan tempat shalat Jum’at pertama kaum muslimin di Kota Ini ”berkumandang Suara Adzan” . nama konstantinopel diubah menjadi islambul (kota islam) yang kemudian populer dengan sebutan Istanbul (ibukota turki) maka selesailah misi seorang Muhammad Al-fatih memenuhi janji Rasulullah S.A.W. konstantinopel benar – benar jatuh ditangan Muhammad Al-fatih sebaik-baik penguasa dan itulah dirinya

Rasullullah S.A.W berkata
 “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.”
[H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335].

Setelah ini tidak ada lagi yang diharapkan, yang diinginkan adalah membaktikan diri – hanya beribadah kepada ALLAH S.W.T jauh dari gemerlapnya kekuasaan

Dengan sangat mengejutkan Muhammad Al-fatih meminta nasihat gurunya, dan mengatakan bahwa dia berniat untuk mengundurkan diri dari kesultanan…apa tujuannya?
Tujuannya adalah dia ingin khusyuk menikmati ibadah tapi gurunya memiliki jawaban yang sangat bijaksana, mengatakan : aku tau nak bahwa kalau kamu konsentrasi focus ibadah dan meninggalkan kesultanan maka semua kenikmatan menjadi sultan akan runtuh dihadapan kamu beribadah ALLAH S.W.T tetapi nak keberadaan mu di kursi kesultanan jauh lebih manfaat bagi orang lain dari pada engkau menikmati sendiri ibadah mu.

Setelah mendapatkan nasihat gurunya Muhammad Al-fatih membangun kekalifahan ustmani- mensejahterakan rakyat dan menegakkan keadilan selama 28 tahun hingga akhirnya Muhammad Al-fatih menghembuskan nafasnya yang terakhir dalam perjalannya dengan pasukannya untuk menaklukkan sebuah negeri. Entah negeri mana, sejarawan berbeda pendapat soal ini, mungkinkah roma? Yang menjadi tujuannya untuk menggabungkan kebesarannya memenuhi janji Rasullullah S.A.W. wallahu Alam Bissawaf

RAHIMAHULLAH - MUHAMMAD AL-FATIH –

Berkata Rasulullah S.AW :
Kalau ada sosok yang ditunggu-tunggu kedatangannya sepanjang sejarah Islam, dimana setiap orang ingin menjadi sosok itu, maka dia adalah sang penakluk Konstantinopel. Bahkan para shahabat Nabi sendiri pun berebutan ingin menjadi orang yang diceritakan Nabi SAW dalam sabdanya.

Betapa tidak, beliau Nabi SAW memang betul-betul memuji sosok itu. Beliau bersabda “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.”
[H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335].
Muhammad al-Fatih adalah salah seorang raja atau sultan Kerajaan Utsmani yang paling terkenal. Ia merupakan sultan ketujuh dalam sejarah Bani Utsmaniah. Al-Fatih adalah gelar yang senantiasa melekat pada namanya karena dialah yang mengakhiri atau menaklukkan Kerajaan Romawi Timur yang telah berkuasa selama 11 abad.
Sultan Muhammad al-Fatih memerintah selama 30 tahun. Selain menaklukkan Binzantium, ia juga berhasil menaklukkan wilayah-wilayah di Asia, menyatukan kerajaan-kerajaan Anatolia dan wilayah-wilayah Eropa, dan termasuk jasanya yang paling penting adalah berhasil mengadaptasi menajemen Kerajaan Bizantium yang telah matang ke dalam Kerajaan Utsmani.

Karakter Pemimpin Yang Ditanamkan Sejak Kecil

Muhammad al-Fatih dilahirkan pada 27 Rajab 835 H/30 Maret 1432 M di Kota Erdine, ibu kota Daulah Utsmaniyah saat itu. Ia adalah putra dari Sultan Murad II yang merupakan raja keenam Daulah Utsmaniyah.
Sultan Murad II memiliki perhatian yang besar terhadap pendidikan anaknya. Ia menempa buah hatinya agar kelak menjadi seorang pemimpin yang baik dan tangguh. Perhatian tersebut terlihat dari Muhammad kecil yang telah menyelesaikan hafalan Alquran 30 juz, mempelajari hadis-hadis, memahami ilmu fikih, belajar matematika, ilmu falak, dan strategi perang. Selain itu, Muhammad juga mempelajari berbagai bahasa, seperti: bahasa Arab, Persia, Latin, dan Yunani. Tidak heran, pada usia 21 tahun Muhammad sangat lancar berbahasa Arab, Turki, Persia, Ibrani, Latin, dan Yunani, luar biasa!
Walaupun usianya baru seumur jagung, sang ayah, Sultan Murad II, mengamanati Sultan Muhammad memimpin suatu daerah dengan bimbingan para ulama. Hal itu dilakukan sang ayah agar anaknya cepat menyadari bahwa dia memiliki tanggung jawab yang besar di kemudian hari. Bimbingan para ulama diharapkan menjadi kompas yang mengarahkan pemikiran anaknya agar sejalan dengan pemahaman Islam yang benar.
Dalam sejarah, Islam pernah menaklukkan benua Eropa. Siapa sangka salah satu dari Panglima Perang saat itu adalah seorang pemuda yang sangat saleh, berusia 21 tahun, yang bernama Sultan Muhammad Al Fatih (30 Maret 14323 Mei 1481) . Ia merupakan seorang sultan Turki Utsmani yang menaklukkan Kekaisaran Romawi Timur. Mempunyai kepakaran dalam bidang ketentaraan, sains, matematika & menguasai 6 bahasa saat berumur 21 tahun.
 
Seorang pemimpin yang hebat, pilih tanding, dan tawadhu' setelah Sultan Salahuddin Al-Ayyubi (pahlawan Islam dalam perang Salib) dan Sultan Saifuddin Mahmud Al-Qutuz (pahlawan Islam dalam peperangan di 'Ain Al-Jalut melawan tentara Mongol).

Kejayaannya dalam menaklukkan Konstantinopel menyebabkan banyak kawan dan lawan kagum dengan kepimpinannya serta taktik & strategi peperangannya yang dikatakan mendahului pada zamannya dan juga kaedah pemilihan tenteranya. Ia jugalah yang mengganti nama Konstantinopel menjadi Islambul (Islam keseluruhannya) . Kini nama tersebut telah diganti oleh Mustafa Kemal Ataturk menjadi Istanbul. Untuk memperingati jasanya, Masjid Al Fatih telah dibangun di sebelah makamnya.

Diceritakan bahwa tentara Sultan Muhammad Al Fatih tidak pernah meninggalkan solat wajib sejak baligh & separuh dari mereka tidak pernah meninggalkan solat tahajjud sejak baligh. Hanya Sulthan Muhammad Al Fatih saja yang tidak pernah meninggalkan solat wajib, tahajud & rawatib sejak baligh hingga saat kematiannya.

Kejayaan dan kesuksesan hidup ia telah raih di usia yang begitu muda. Ia-pun dikenang jutaan manusia sepanjang abad. Harum nama Sultan Al Fatih diperoleh berkat keshalehan, keberanian dan kemuliaan akhlaknya. Sebagai jenderal beliau memimpin laskar islam menaklukkan benteng terkuat imperium Byzantium , Konstantinopel. Kota ini diubahnya menjadi kota Istambul. Dari sini beliau menebarkan kasih sayang islam di bumi eropa.

Apa rahasia dibalik semua kesuksesan beliau? Ternyata rahasianya beliau sangat kuat shalat malamnya yaitu tahajud. Bukankah Rasulullah saw  SAW menegakkan shalat tahajud sepanjang malam dan setiap hari? Bukankah beliau Rasulullah saw  SAW shalat tahajud merupakan kewajiban yang tak bisa beliau tinggalkan dalam setiap perjuanganya.

Jika anda bertanya, apakah benar Muhammad Al Fatih sudah melakukan tindakan besar yang megubah sejarah peradaban dunia? Ya, dalam sejarah, hal ini tidak aneh. Bukankah sahabat Rasulullah saw  SAW bernama Usamah juga menjadi panglima perang dalam usia 18 tahun. Sementara yang menjadi prajuritnya adalah Umar bin Khatab sahabat Rasulullah saw  SAW yang waktu itu sudah tua. Ini menunjukkan betapa kualitas keimanan dan kekuatan ruhani Usamah menjadi salah satu ukuran yang dipertimbangkan Rasulullah saw  SAW ketika menetapkan Usamah memimpin ekspedisi militer menghadapi kekuatan super power Romawi?

Namun Sang Pedang Malam, orang asia bernama Muhammad Al Fatih merontokkan super power Romawi pada 1453, agak unik. Beliau ahli shalat malam (tahajud), ahli qiyamul lail. Beliau selau kontak dengan energi terbesar di alam semesta ini, Allah SWT. Beliau selalu taqarrub, mendekatkan diri kepada Allah SWT, Pemilik dan Penguasa Tunggal Alam semesta.

Sejak kecil  Sultan Muhammad Al Fatih dididik oleh seorang wali. Beliau tumbuh menjadi remaja yang memiliki kepribadian unggul. Beliau jadi Sultan, dalam usia 19 tahun menggantikan sang ayah.

Bagaimana sifat Sultan Muhammad Al Fatih sehingga beliau mampu memetik keberhasilan dalam hidupnya dengan sangat efektif, merebut benteng Konstantinopel yang kokoh itu. “sifatnya tenang, berani, sabar menanggung penderitaan, tegas dalam membuat keputusan dan mempunyai kemampuan mengawasi diri (self control) yang luar biasa. Kemampuanya dalam memimpin dan mengatur pemerintahan sangat menonjol.”

Sultan Muhammad Al Fatih sangat tegas terhadap musuh. Namun, lembut qolbunya bagai selembar sutra dalam menghadapi rakyat yang dipimpinnya. Kebiasaan Sultan Muhammad Al Fatih, unik. Beliau selalu berkeliling di malam hari, memeriksa kondisi teman dan rakyatnya. Sengaja beliau berkeliling untuk memastikan agar rakyat dan kawan-kawanya menegakkan shalat malam dan qiyamullail.

Qiyamul lail, shalat tahajud, inilah senjata utama Muhammad Al Fatih dalam mengarungi kehidupan di dunia yang fana ini. Inilah Pedang Malam, yang selalu diasahnya dengan tulus ikhlas dan khusuk, ditegakkan setiap malam. Dengan pedang malam ini timbul energi yang luar biasa dari pasukan Muhammad Al Fatih. Sjarah mencatat Muhammad Al Fatih yang baru berusia 21 tahun berhasil menggapai sukses besar, menerobos benteng Konstantinopel, setelah dikepung beberapa bulan maka takluklah Konstantinopel.

Suatu hari timbul soal ketika pasukan islam hendak melaksanakan shalat jum’at yang pertama kali di kota itu.

“Siapakah yang layak menjadi imam shalat jum’at?” tak ada jawaban. Tak ada yang berani yang menawarkan diri ! lalu Muhammad Al Fatih tegak berdiri. Beliau meminta kepada seluruh rakyatnya untuk bangun berdiri.

Kemudian beliau bertanya. “ Siapakah diantara kalian yang sejak remaja, sejak akhil baligh hingga hari ini pernah meninggalkan meninggalkan shalat wajin lima waktu, silakan duduk!!” Subhanalloh……!!! Maha suci Allah ! tak seorangpun pasukan islam yang duduk. Semua tegak berdiri. Apa artinya? Itu berarti, tentara islam pimpinan Muhammad Al Fatih sejak masa remaja mereka hingga hari ini, tak seorangpun yang meninggalkan shalat fardhu. Tak sekalipun mereka melalaikan shalat fardhu. Luar biasa…..!!!!! !

Lalu Muhammad Al Fatih kembali bertanya: “ Siapa diantara kalian yang sejak baligh dahulu hingga hari ini pernah meninggalkan shalat sunah rawatib? Kalau ada yang pernah meninggalkan shalat sunah sekali saja silakan duduk!!!”. Sebagian lainya segera duduk. Artinya, pasuka islam sejak remaja mereka ada yang teguh hati, tidak pernah meninggalkan shalat sunah setelah maghrib, dua roka’at sebelu shubuh dan shalat rowatib lainaya. Namun ada yang pernah meninggalkanya. Betapa kualitas karakter dan keimanan mereka sebagai muslim sungguh bernilai tinggi, sungguh jujur, pasukan islam Al Fatih.

Dengan mengedarkan matanya ke seluruh rakyat dan pasukanya Muammad Al Fatih kembali berseru lalu bertanya: “ Siapa diantara kalian yang sejak masa akhil baligh sampai hari ini pernah meninggalkan shalat tahajud di kesunyian malam? Yang pernah meninggalkan atau kosong satu malam saja, silakan duduk!!”

Apa yang terjadi…???? Terlukislah pemandangan yang menakjubkan sejarawan barat dan timur. Semua yang hadir dengan cepat duduk!!” Hanya ada seorang saja yang tetap tegak berdiri. Siapakah dia??? dialah, Sultan Muhammad Al Fatih, sang penakluk benteng super power Byzantium Konstantinopel. Beliaulah yang pantas menjadi imam shalat jumat hari itu. Karena hanya Al Fatih seorang yang sejak remaja selalu mengisi butir-butir malam sunyinya dengan bersujud kepada Allah SWT, tidak pernah kosong/absen semalampun.

Dalam sejarah ditulis, bahwa pasukan Sultan Muhammad Al-Fatih tiba di kota Konstantinopel pada hari Kamis 26 Rabiul Awal 857 H atau 6 April 1453 M. Di hadapan tentaranya, Sulthan Al-Fatih lebih dahulu berkhutbah mengingatkan tentang kelebihan jihad, kepentingan memuliakan niat dan harapan kemenangan di hadapan Allah Subhana Wa Ta'ala. Dia juga membacakan ayat-ayat Al-Qur'an mengenainya serta hadis Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam tentang pembukaan kota Konstantinopel. Ini semua memberikan semangat yang tinggi pada bala tentera dan lantas mereka menyambutnya dengan zikir, pujian dan doa kepada Allah Subhana Wa Ta'ala.

Sultan Muhammad Al-Fatih pun melancarkan serangan besar-besaran ke benteng Bizantium di sana. Takbir "Allahu Akbar, Allahu Akbar!" terus membahana di angkasa Konstantinopel seakan-akan meruntuhkan langit kota itu. Pada 27 Mei 1453, Sultan Muhammad Al-Fatih bersama tentaranya berusaha keras membersihkan diri di hadapan Allah Subhana Wa Ta'ala. Mereka memperbanyak shalat, doa, dan dzikir. Hingga tepat jam 1 pagi hari Selasa 20 Jumadil Awal 857 H atau bertepatan dengan tanggal 29 Mei 1453 M, serangan utama dilancarkan. Para mujahidin diperintahkan supaya meninggikan suara takbir kalimah tauhid sambil menyerang kota. Tentara Utsmaniyyah akhirnya berhasil menembus kota Konstantinopel melalui Pintu Edirne dan mereka mengibarkan bendera Daulah Utsmaniyyah di puncak kota. Kesungguhan dan semangat juang yang tinggi di kalangan tentara Al-Fatih, akhirnya berjaya mengantarkan cita-cita mereka.

Sejak abad kedelapan sahabat Rasulullah saw  berusaha merebut benteng ini. Salah satunya Abu Ayyub Al Anshari namun gagal. Baru setelah enam abad kemudian benteng itu berhasil direbut dibawah pimpinan Muhammad Al Fatih.Karena jasanya inilah beliau diberi gelar Al Fatih (sang pembuka) yaitu membuka kota Byzantium yang dulunya adalah Konstantinopel. Beliau adalah seorang pemberani, ahli strategi militer, juga istiqomah dalam shalat tahajudnya.

Itulah sebuah kisah sejarah yang sungguh indah dalam bungkai ketakwaan kepada Allah SWT. Kisah Pedang Malam yang merupakan rahasia sukses dari seorang pribadi penggubah sejarah, bernama Muhammad Al Fatih, orang asia asal Turki, yang baru berusia 21 tahun. Shalat Tahajud merupakan modal yang sangat penting untuk membangun kekuatan ruhiyah dalam kesuksesan Al Fatih dikemudian hari. Sehingga islam jaya, berpendar-pendar cahayanya selama 500 tahun di bumi eropa sejak abad ke-15. Semuanya berasal dari Pedang Malam Al Fatih yang amat begitu luar biasa.

Keberadaan Muhammad Al-Fatih telah diprediksi oleh Rasulullah SAW dalam sabdanya: “Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335].

Dalam hadist lain diriwayatkan, :”Aku mendengar baginda Rasulullah S.A.W mengatakan seorang lelaki soleh akan dikuburkan di bawah tembok tersebut & aku juga ingin mendengar derapan tapak kaki kuda yang membawa sebaik-baik raja yang mana dia akan memimpin sebaik-baik tentara seperti yang telah diisyaratkan oleh baginda" (Abu Ayyub al-Anshari)

Maasyaa Allah, Luar biasa……Sultan Muhammad Al Fatih (Sang Pembuka)……!!!!

Ya Allah, aku bermohon pada-Mu agar Engkau jadikan kami dan sahabat kami semua yang membaca artikel ini semua, menjadi ahli Tahajjud, ahli Qiyamul lail, seperti halnya Rasulullah dan Keluarganya, sahabatnya dan seperti Si Pedang Malam, Sultan Muhammad Al Fatih. Amiin.

Wasiat dari al Fatih


“Aku sudah diambang kematian. Tapi aku berharap aku tidak kawatir, karena aku meninggalkan seseorang sepertimu. Jadilah seorang pemimpin yang adil, shalih dan penyayang. Rentangkan pengayomamu untuk rakyatmu, tanpa kecuali, bekerjalah untuk menyebarkan islam. Karena sesungguhnya itu merupakan kewajiban para penguasa di muka bumi. Dahuluklan urusan agama atas apapun urusan lainnya. Dan janganlah kamu jemu dan bosan untuk terus menjalaninya. Janganlah engkau angkat jadi pegawaimu mereka yang tidak peduli dengan agama, yang tidak menjauhi dosa besar, dan yang tenggelam dalam dosa. Jauhilah olehmu bid’ah yang merusak. Jagalah setap jengkal tanah islam dengan jihad. Lindungi harta di baitul maal jangan sampai binasa. Janganlah sekali-kali tanganmu mengambil harta rakyatmu kecuali dengan cara yang benar sesuai ketentuan islam. Pastikan mereka yang lemah mendapatkan jaminan kekuatan darimu. Berikanlah penghormatanmu untuk siapa yang memang berhak.”
“Ketahuilah, sesungguhnya para ulama adalah poros kekuatan di tengah tubuh negara, maka muliakanlah mereka. Semangati mereka. Bila ada dari mereka  yang tinggal di negeri lain, hadirkanlah dan hormatilah mereka. Cukupilah keperluan mereka.”
“Berhati-hatilah, waspadalah, jangan sampai engkau tertipu oleh harta maupun tentara. Jangan sampai engkau jauhkan ahli syari’at dari pintumu. Jangan sampai engkau cenderung kepada pekerjaan yang bertentangan dengan ajaran islam. Karena sesungguhnya agama itulah tujuan kta, hidayah itulah jalan kita. Dan oleh sebab itu kita dimenangkan.”
“Ambilah dariku pelajaran ini. Aku hadir ke negeri ini bagaikan seekor semut kecil. Lalu allah memberi nikmat yang besar ini. Maka tetaplah di jalan yang telah aku lalui. Bekerjalah untuk memuliakan agama islam ini, menghormati umatnya. Janganlah engkau hamburkan uang negara, berfoya-foya, dan menggunakannya melampaui batas yang semestinya. Sungguh itu semua adalah sebab-sebab terbesar datangnya kehancuran.
 

Itulah wasiat al-Fatih. Ia telah mencatatkan tinta emas dalam sejarah dan mengukir prestasi yang insya Allah layak dibanggakan dihadapan Allah SWT dengan membuktikan pada dunia melalui usaha yang nyata. Kini tinggal kita wahai Saudaraku, yang akan merealisasikan hadits Rasulullah SAW “….tsumma takuunu khilafatan ‘ala minhajin nubuwwah” dengan fikrah Islam dan thoriqah Rasulullah sebagai senjata kita, akan segera kita taklukkan atas izin Allah, ideologi Kapitalis yang saat ini sebagai benteng kuat di benak seluruh penguasa kaum muslim, dan kita dirikan diatas puing-puingnya Negara KHILAFAH ISLAMIYAH!!! ALLAHU AKBAR!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar