PERINTAH SHALAT
Orang-orang yang mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki
yang Kami berikan, Itulah orang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan
memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan, serta
rezeki (nikmat) yang mulia” (QS, 8:3-4)
Sesungguhnya amal manusia yang pertama
kali dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya” Jika shalatnya baik, maka baik
pula seluruh amalnya; dan kalau jelek, maka jeleklah seluruh amalnya. Bagaimana
mungkin seorang mukmin mengharapkan kebaikan di akhirat, sedang pada hari
kiamat bukunya kosong dari shalat Subuh tepat waktu?
mari
kita lihat makna shalat sesungguhnya berdasarkan firman Allah QS.
Al-Ankabut:45
اتْلُ مَا أُوحِيَ إِلَيْكَ مِنَ
الْكِتَابِ وَأَقِمِ الصَّلَاةَ ۖ
إِنَّ الصَّلَاةَ تَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۗ
وَلَذِكْرُ اللَّهِ أَكْبَرُ ۗ
وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُونَ
"Bacalah
apa yang telah diwahyukan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al Quran) dan dirikanlah
shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan
mungkar. Dan sesungguhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar
(keutamaannya dari ibadat-ibadat yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu
kerjakan." (QS. Al-Ankabut:45)
"Sesungguhnya shalat itu mencegah perbuatan keji dan
munkar"
Dari ayat tersebut sangatlah jelas, bahwa orang yang mendirikan shalat akan
jauh dari perbuatan keji dan munkar, sahabat tau kan apa itu perbuatan keji dan
mungkar. Kalau belum tau, saya akan jelaskan sedikit, keji menurut bahasa
artinya perbuatan atau kejahatan yan menimbulkan aib besar, sedangkan menurut
istilah, keji ialah suatu perbuatan yang melanggar susila. Adapun kata munkar
ialah sesuatu yang disyariat mengingkarinya, karena bertentangan dengan fitrah
dan maslahah. Munkar secara bahasa berarti tidak terkenali atau asing, karena
tidak diakui buruk. Al-Quran menekankan kepada Nabi dan kaum muslimin agar
terus menerus untuk menyuruh kepada perbuatan yang ma’ruf dan mencegah yang
mungkar. Oke saya rasa sahabat sudah paham apa itu keji dan munkar.
Mungkin
ada terlintas di benak sahabat, kenapa orang yang tidak pernah meninggalkan
shalat sewaktu pun masih ada gambaran sifat keji dan munkar, seperti diatas. Itu
karena shalatnya belum di terima Allah swt, lantas kenapa shalatnya belum di
terima Allah swt? Itu karena shalatnya belum memenuhi syarat dan rukun. Jadi
percuma saja kalau ada orang yang shalatnya belum memenuhi syarat dan rukun,
karena dia akan sia-sia lantaran shalatnya tidak bermakna apa-apa.
Adapun
saya jelaskan sedikit tentang syarat dan rukun shalat sebagai berikut
Syarat-Syarat Sahnya Shalat
a.
Islam
b.
Berakal
c.
Tamyiz
d. Baligh.
e.
Suci badannya dari dua hadats, yaitu hadats besar dan hadats kecil.
f.
Bersih pakaian dan tempatnya dari najis.
g.
Menutup aurat, bagi laki-laki antara pusat daan lutut dan bagi wanita seluruh
badannya kecuali muka dan dua telapak tangan.
h.
Sudah masuk waktu shalat.
i.
Menghadap kiblat.
j.
Merdeka
Rukun Shalat
1.
Niat, artinya menyengaja di dalam hati untuk melakukan shalat.
2.
Berdiri, bagi orang yang kuasa.
3.
Takbiratul Ihram
4.
Membaca Surat Fatihah
5.
Ruku’.
6.
I’tidal.
7.
Sujud dua kali.
8.
Duduk antara dua sujud.
9.
Duduk untuk tasyahud pertama.
10.
Membaca tasyahud akhir
11.
Membaca shalawat atas Nabi.
12.
Mengucap salam yang pertama
13.
Tertib
Dan mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan mengerjakan
shalat, dan sesungguhnya yang demikian itu adalah sungguh berat, kecuali bagi
orang-orang yang khusyu” (QS 2 : 45). “Berdoalah kepadaKu, niscaya akan Ku
perkenankan bagimu”. (QS, 40:60).
Ada beberapa
manfaat sholat dalam Al Quran :
1. Mendapat
pahala kebaikan :
“Dan dirikanlah shalat dan
tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu
kamu akan mendapat pahalanya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat
apa-apa yang kamu kerjakan”(QS, 2:110). ).
2. Dimuliakan
dan kekal di dalam surga:
“Peliharalah segala shalatmu, dan
(peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah karena Allah dalam shalatmu dengan
khusyuk” (QS, 3:238). “Dan orang-orang yang memelihara sholatnya, mereka itu
kekal di surga lagi dimuliakan”. (QS, Al Maarij ; 34-35)
3. Dinaikan
derajatnya, diberi ampunan dan rezeki :
“Yaitu orang-orang yang
mendirikan shalat dan yang menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami
berikan”(QS, 8:3). “Itulah orang beriman dengan sebenar-benarnya. Mereka akan
memperoleh beberapa derajat ketinggian di sisi Tuhannya dan ampunan , serta
rezeki (nikmat) yang mulia” (QS, 8:4)
4. Mendapatkan
petunjuk :
“Hanyalah yang memakmurkan
mesjid-mesjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari
kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat dan tidak takut
(kepada siapa pun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang
diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk” (QS, 9:18).
5. Mencegah kita
berbuat keji dan munkar :
“Sesungguhnya sholat itu mencegah
perbuatan keji dan munkar, sesungguhnya dzikrullah (sholat) adalah lebih besar,
Allah tahu apa yang kamu kerjakan (QS, 29:45).
Selain itu,
agama juga meminta kita untuk menyuruh keluarga kita sholat: “Dan perintahkanlah kepada
keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami
tidak meminta rezeki kepadamu, Kami lah yang memberi rezeki kepadamu. Dan
akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa” (QS, 20:132).
Semoga
kita mampu melaksanakan sholat dengan khusyu’, pasrah dan berdoa, karena
hanya dengan cara demikian pikiran dan jiwa kita akan lebih tenang dan akhirnya
fisik kita menjadi sehat. Karena kesehatan adalah kenikmatan/rezeki dan
harta termahal.
BAGAIMANA MENGGAPAI KHUSYUK DALAM IBADAH SHALAT
Segala puji bagi Allah shalawat
serta salam semoga tercurah kepada Nabi kita Muhammad, kepada keluarganya para
shahabatnya dan yang mengikuti mereka dengan baik hingga hari kiamat. Amma
ba’du:
Para pembaca yang
dirahmati Allah Ta’alaa
Ketahuilah bahwa inti dari ibadah
shalat adalah khusyuk, ibadah shalat tidak berarti tanpa dilakukan dengan
khusyuk. Lalu bagaimana kita bisa meraih khusyuk dalam ibadah kita terutama
dalam shalat kita?
1- Melakukan persiapan yang baik
dalam melaksanakan shalat:
Hal itu bisa dilakukan dengan
mengikuti bacaan muadzin kemudian berdoa sesuai dengan yang disyariatkan
sesudahnya, berdoa antara azan dan iqamah karena termasuk waktu yang
dikabulkan, membaguskan wudlu serta mengucapkan basmalah sebelumnya
serta berzikir dan berdoa sesudahnya. Memperhatikan siwak dan berhias dengan
pakaian yang bagus dan bersih, bersegera ke masjid dengan berjalan kaki dengan
tenang dan santai, lalu menunggu shalat, demikian juga meluruskan shaf
dan merapatkannya.
2- Tuma’ninah dalam shalat:
Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam selalu menjaga tuma’ninah
dalam shalat hingga setiap tulang kembali ke tempat masing-masing.
3- Mengingat kematian dalam shalat
berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam:
اذكر الموت
في صلاتك، فإن الرجل إذا ذكر الموت في صلاته لحريّ أن يحسن صلاته، وصلّ صلاة رجل
لا يظن أنه يصلي غيرها
Artinya: (Ingatlah kematian dalam
shalatmu, karena apabila seseorang mengingat kematian dalam shalatnya maka
sepatutnya dia akan membaguskan shalatnya, dan shalatlah seperti orang yang
menyangka tidak akan shalat selain itu).
4- Mentadaburi ayat-ayat dan
zikir-zikir yang dibaca dalam shalat serta berinteraksi dengannya: Tadabbur
seperti ini tidak akan bisa dicapai kecuali dengan memahami makna bacaannya
sehingga dia bisa merenungkannya dan meneteskan air matanya karena terkesan.
Allah Ta’alaa berfirman:
وَالَّذِينَ
إِذَا ذُكِّرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ لَمْ يَخِرُّوا عَلَيْهَا صُمّاً وَعُمْيَاناً
(الفرقان:73
Artinya: (dan orang-orang yang
apabila diberi peringatan dengan ayat-ayat Rabb mereka, mereka tidaklah
menghadapinya sebagai orang-orang yang tuli dan buta) [Al-Furqan: 73].
- Hal yang dapat membantu kita
mentadaburi bacaan adalah berinteraksi dengan ayat-ayat tersebut, seperti
bertasbih ketika melewati ayat-ayat tasbih dan ta’awwudz ketika melewati
ayat-ayat ta’awwudz.
- Diantara cara berinteraksi
dengan ayat-ayat adalah mengucapkan aminshallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda: setelah Al-Fatihah karena pahalanya yang sangat besar. Rasulullah
إذا أمَّنَ الإمام فأمِّنُوا فإنه مَن وافق تأمِينُهُ تأمين الملائكة غُفر له ما تقدم من ذنبه } [رواه البخاري]
Artinya: (Apabila imam
mengucapkan amin, maka ucapkanlah amin karena barangsiapa yang ucapan aminnya
bersamaan dengan ucapan aminnya malaikat maka diampuni dosanya yang telah lalu)
HR Al-Bukhari.
Demikian juga berinteraksi bersama
imam saat mengucapkan sami’allahu liman hamidah, yaitu makmum menjawab: Rabbana
wa lakal hamdu dan pahalanya sangat besar.
5- Hendaklah memotong bacaannya ayat
per ayat: karena lebih mudah untuk memahami dan mentadabburinya karena termasuk
sunah Nabi, yaitu bacaan beliau ditafsirkan secara huruf per huruf.
6- Mentartilkan bacaan dan
membaguskan suara berdasarkan firman Allah Ta’alaa:
(وَرَتِّلِ
الْقُرْآنَ تَرْتِيلاً) [المزمل:4]
Artinya: (dan bacalah Al-Qur’an
dengan tartil ) [QS Al-Muzzamil: 4]
Demikian juga sabdanya:
{ زينوا
القرآن بأصواتكم فإن الصوت الحسن يزيد القرآن حسنا } [أخرجه الحاكم[
Artinya: (Hiasilah Al-Qur’an
dengan suara-suara kalian karena suara yang bagus akan lebih membaguskan
Al-Qur’an) HR Al-Hakim.
7- Hendaklah menyadari bahwa Allah Ta’alaa
menjawab bacaan shalatnya karena saat kita shalat seakan-akan kita sedang
berdialog dengan Allah Yang Maha Kuasa sehingga tidak pantas kita menghadap
kepada-Nya dalam keadaan lalai dan tidak menyadari ucapan kita, sebagaimana
sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari Rabbnya berfirman:
Artinya: (Aku telah membagi
shalat dua bagian antara Aku dengan hamba-Ku dan bagi hamba-Ku apa yang
diminta, jika dia mengucapkan: Alhamdulillah Rabbil ‘Alamin, maka Allah
berkata: hamba-Ku telah memujiku. Apabila dia mengucapkan: Ar-Rahmanir Rahim,
maka Allah menjawab: hamba-Ku telah menyanjung-Ku. Apabila dia mengucapkan:
Maliki Yaumid Diin, maka Allah berkata: hamba-Ku telah mengagungkan-Ku. Apabila
dia mengucapkan: Iyyaka Na’budu wa Iyyaka Nasta’in, Allah berkata: ini antara
hamba-Ku dan diri-Ku dan bagi hamba-Ku apa yang diminta, lalu jika dia membaca:
Ihdinas Shirathal Mustaqim, Shirathalladzina An’amta ‘Alaihim Ghairil Maghdzubi
‘Alaihim wala Dzaallin, maka Allah berkata: ini bagi hamba-Ku dan baginya apa yang
diminta)HR Muslim.
8- Shalat dengan mendekat ke sutrah
atau pembatas karena memiliki beberapa faedah:
- Menghalangi pandangannya dari apa
yang dibelakangnya serta menghalangi setiap yang lewat didepannya, juga
menghalangi setan untuk lewat dan merusak shalatnya sebagaimana sabda
Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam:
{ إذا صلى
أحدكم إلى سترة فليدن منها حتى لا يقطع الشيطان عليه صلاته } [رواه أبو داود [
Artinya: (Apabila salah seorang
dari kalian shalat ke sutrah maka hendaklah dia mendekat supaya setan tidak
memutuskan shalatnya) HR Abu Dawud.
9- Meletakkan tangan kanan diatas
tangan kiri pada dada sebagaimana dicontohkan Rasulullah shallallahu ’alaihi
wasallam, hikmahnya adalah inilah posisi peminta yang hina dihadapan Allah
dan sangat jauh dari posisi bermain-main dan lebih dekat kepada khusyuk.
10- Melihat ke tempat sujud
sebagaimana riwayat ‘Aisyah radhiallahu anha dari Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam, adapun ketika tasyahud maka dia melihat ke jari
telunjuknya yang diisyaratkan.
11- Menggerakkan telunjuk:
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: (Sungguh dia lebih
keras bagi setan ketimbang besi). Dan isyarat dengan telunjuk mengingatkan
seorang hamba akan keesaan Allah Ta’alaa sehingga dia ikhlas dalam
ibadahnya dan inilah yang paling dibenci oleh setan.
12- Variasi dalam bacaan surat,
ayat, zikir, dan doa-doa shalat: ini memberi kesan bagi orang yang shalat
makna-makna yang baru, demikian juga bervariasi termasuk sunah dan lebih
sempurna bagi kekhusyukan.
13- Hendaklah membaca doa sujud
tilawah jika melewatinya berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam: (Apabila anak Adam membaca ayat sajdah dan dia sujud, maka
setan akan menjauhinya sambil menangis, dia berkata: celakalah aku, manusia
diperintahkan sujud lalu dia sujud maka dia mendapatkan surga, sedang aku
diperintahkan sujud lalu akau enggan maka aku mendapatkan neraka) HR
Muslim.
14- Memohon perlindungan kepada
Allah Ta’alaa dari setan yang selalu mengganggu shalat kita hingga kehilangan
khusyuk dan membingungkan shalat kita.
15- Merenungkan keadaan para salaf
dalam shalat mereka, dimana mereka menyambut waktu shalat dengan sebaik-baiknya
karena mereka merasa akan bertemu dan berdialog dengan Rabb mereka hingga
sebagian mereka menangis bahkan ada yang pingsan ketika shalat seperti putra
Fudhail bin Iyad rahimahullah.
16- Mengetahui keistimewaan khusyuk
dalam shalat, diantaranya sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
{ ما من امريء مسلم تحضره صلاة مكتوبة فيحسن وضوءها و خشوعها و ركوعها، إلا كانت كفارة لما قبلها من الذنوب ما لم تؤت كبيرة، و ذلك الدهر كله } [رواه مسلم[.
Artinya: (Tidaklah seorang muslim
ketika tiba waktu shalat wajibnya lalu dia membaguskan wudlunya, khusyuknya dan
rukuknya, maka shalatnya adalah penebus bagi dosa-dosa yang lalu selama dia
meninggalkan dosa besar, dan setahun penuh) HR Muslim.
17- Bersungguh-sungguh dalam berdoa
pada setiap tempatnya dalam shalat terutama dalam sujud berdasarkan sabda Nabi shallallahu
‘alaihi wasallam: (Keadaan paling dekat seorang hamba kepada Rabbnya
adalah ketika sujud, maka perbanyaklah doa) HR Muslim.
18- Membaca zikir-zikir yang
disyariatkan setelah shalat karena itu dapat membantu menguatkan pengaruh
khusyuk dalam hati dan menghasilkan keberkahan shalat.
Mudah-mudahan kita diberi kemudahan
meraih khusyuk dalam shalat.
- See more at:
http://www.voa-islam.com/read/ibadah/2010/10/06/10651/bagaimana-menggapai-khusyuk-dalam-ibadah-shalat/#sthash.HDgRAove.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar